Karya Ilmiah BAHASA INDONESIA ARTI DAN MAKNA RELIEF-RELIEF JUGA ARCA-ARCA DI CANDI BOROBUDUR Disusun oleh THEO FAHRIZAL SYAM Kelas IX – 6 SMP NEGERI 2 CIAWI Februari , 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini. karya tulis ini disusun untuk memenuhi dan melengkapi sebagai nilai ujian praktik tahun pelajaran 2013/2014. Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapakan terima kasih kepada 1. Ayah dan ibu yang telah memberi motivasi dan senantiasa mendoakan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. 2. Bapak selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 ciawi yang telah membantu sehingga karya tulis ini dapat tersusun dengan baik. 3. Ibu selaku pembimbing yang telah membantu dan membimbing kami dalam penyusunan karya tulis ini. 4. Teman-teman kami yang tersayang yang membantu penulis dalam pembuatan karya tulis ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, banyak sekali kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharap dukungan, kritik maupun saran dari pembaca. Kami berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat. Demi kesempurnaan karya tulis ini kami sangat mengharapkan saran maupun kritik dari pembaca, sehingga dalam pembuatan karya tulis selanjutnya lebih baik. Bogor , Februari 2014 Penyusun DAFTAR ISI Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………. 2 Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………….. 3 BAB 1 Pendahuluan Latar Belakang………………………………………………………………………………………… 4 Permasalahan …………………………………………………………………………………………. 5 Tujuan ………………………………………………………………………………………………….. 5 Manfaat ………………………………………………………………………………………………… 5 BAB 2 Pembahasan Candi Borobudur ……………………………………………………………………………………. 8 Relief-relief Candi Borobudur ………………………………………………………………….. 10 Arca-arca Candi Borobudur ……………………………………………………………………… 15 BAB 3 Penutup Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………. 17 Saran …………………………………………………………………………………………………….. 17 Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………………….. 18 Lampiran ……………………………………………………………………………………………………. 19 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Relief dan Arca merupakan bagian dari Candi Borobudur. Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut tentang relief dan arca yang ada di Candi Borobudur, mari kita pelajari atau kita kenali tentang arsitektur tersebut. Candi Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa tengah Indonesia. Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha. Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu ranah hawa nafsu, Rupadhatu ranah berwujud, dan Arupadhatu ranah tak berwujud. Berpegangan pada latar belakang di atas, penulis mencoba membahas tentang ARTI DAN MAKNA RELIEF-RELIEF JUGA ARCA-ARCA DI CANDI BOROBUDUR dan bahasan tersebut penulis jadikan sebagai judul dalam makalah ini. itu candi borobudur? saja dan arti relief yang ada di candi Borobudur? nama arca-arca di candi Borobudur? Tujuan Adapun tujuan dari kegiatan ini yaitu – Mengetahui tentang Candi Borobudur. -Mengetahui tentang relief-relief di Candi Borobudur. – Mengetahui tentang arca-arca di Candi Bororbudur. Manfaat Adapun beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian antara lain -Agar kita bisa tahu Candi Borobudur – Agar kita bisa tahu Relief-relief di Candi Borobudur – Agar kita bisa tahu Arca-arca di Candi Borobudur BAB 2 PEMBAHASAN Apakah Candi Borobudur itu ? Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha berukuran 123 x 123 meter yang terletak di Borobudur,Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut. Borobudur Informasi bangunan Lokasi Kecamatan Borobudur, sekitar 3 Km dari Kota Mungkid ibukotaKabupaten Magelang, Jawa Tengah. Negara Indonesia Kordinat Arsitek Gunadharma Klien Syailendra Awal konstruksi sekitar 770 Masehi Penyelesaian sekitar 825 Masehi Sistem struktural piramida berundak dari susunan blok batu andesit yang saling mengunci Jenis stupa and candi Ukuran luas dasar 123×123 meter, tinggi kini 35 meter, tinggi asli 42 meter termasuk chattra . Apa saja dan arti relief yang ada di candi Borobudur? RELIEF Relief-relief ini dibaca sesuai arah jarum jam atau disebut mapradaksina dalam bahasa Jawa Kuno yang berasal dari bahasa Sanskerta daksina yang artinya ialah timur. Relief-relief ini bermacam-macam isi ceritanya, antara lain relief-relief cerita jataka. Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai, dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya, mulainya di sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbang itu. Maka secara nyata bahwa sebelah timur adalah tangga naik yang sesungguhnya utama dan menuju puncak candi, artinya bahwa candi menghadap ke timur meskipun sisi-sisi lainnya serupa benar. Borobudur tak ubahnya bagaikan kitab yang merekam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa kuno. Banyak arkeolog meneliti kehidupan masa lampau di Jawa kuno dan Nusantara abad ke-8 dan ke-9 dengan mencermati dan merujuk ukiran relief Borobudur. Bentuk rumah panggung, lumbung, istana dan candi, bentuk perhiasan, busana serta persenjataan, aneka tumbuhan dan margasatwa, serta alat transportasi, dicermati oleh para peneliti. Salah satunya adalah relief terkenal yang menggambarkan Kapal Borobusur. Kapal kayu bercadik khas Nusantara ini menunjukkan kebudayaan bahari purbakala. Replika bahtera yang dibuat berdasarkan relief Borobudur tersimpan di Museum Samudra Raksa yang terletak di sebelah utara Borobudur. Adapun susunan dan pembagian relief cerita pada dinding dan pagar langkan candi adalah sebagai berikut. Bagan Relief Tingkat Posisi/letak Cerita Relief Jumlah Pigura Kaki candi asli —– Karmawibhangga 160 Tingkat I dinding a. Lalitawistara 120 b. jataka/awadana 120 langkan a. jataka/awadana 372 b. jataka/awadana 128 Tingkat II dinding Gandawyuha 128 langkan jataka/awadana 100 Tingkat III dinding Gandawyuha 88 langkan Gandawyuha 88 Tingkat IV dinding Gandawyuha 84 langkan Gandawyuha 72 Jumlah 1460 Secara runtutan, maka cerita pada relief candi secara singkat bermakna sebagai berikut Karmawibhangga Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi dinding batur yang terselubung tersebut menggambarkan hukum karma. Karmawibhangga adalah naskah yang menggambarkan ajaran mengenai karma, yakni sebab-akibat perbuatan baik dan jahat. Deretan relief tersebut bukan merupakan cerita seri serial, tetapi pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang mempunyai hubungan sebab akibat. Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya, tetapi juga perbuatan baik manusia dan pahala. Secara keseluruhan merupakan penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir – hidup – mati yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan. Kini hanya bagian tenggara yang terbuka dan dapat dilihat oleh pengujung. Foto lengkap relief Karmawibhangga dapat disaksikan di Museum Karmawibhangga di sisi utara candi Borobudur. Lalitawistara Merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari surga Tushita, dan berakhir dengan wejangan pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief ini berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan, setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura yang dimulai dari tangga sisi timur. Ke-27 pigura tersebut menggambarkan kesibukan, baik di sorga maupun di dunia, sebagai persiapan untuk menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon Buddha. Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya dari Negeri Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang berakhir dengan wejangan pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha disebut dharma yang juga berarti “hukum”, sedangkan dharma dilambangkan sebagai roda. Jataka dan Awadana Jataka adalah berbagai cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan-perbuatan baik, seperti sikap rela berkorban dan suka menolong yang membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain manapun juga. Beberapa kisah Jataka menampilkan kisah fabel yakni kisah yang melibatkan tokoh satwa yang bersikap dan berpikir seperti manusia. Sesungguhnya, pengumpulan jasa atau perbuatan baik merupakan tahapan persiapan dalam usaha menuju ketingkat ke-Buddha-an. Sedangkan Awadana, pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi pelakunya bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana yang berarti perbuatan mulia kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau seratus cerita Awadana. Pada relief candi Borobudur Jataka dan Awadana, diperlakukan sama, artinya keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan yang paling terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasura yang hidup dalam abad ke-4 Masehi. Gandawyuha Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke-2,adalah cerita Sudhana yang berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati oleh Sudhana. Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari. . Apa nama arca-arca di candi Borobudur? ARCA BUDHA Selain wujud buddha dalam kosmologi buddhis yang terukir di dinding, di Borobudur terdapat banyak arca buddha duduk bersila dalam posisi teratai serta menampilkan mudra atau sikap tangan simbolis tertentu. Patung buddha dengan tinggi 1,5 meter ini dipahat dari bahan batu andesit. Patung buddha dalam relung-relung di tingkat Rupadhatu, diatur berdasarkan barisan di sisi luar pagar langkan. Jumlahnya semakin berkurang pada sisi atasnya. Barisan pagar langkan pertama terdiri dari 104 relung, baris kedua 104 relung, baris ketiga 88 relung, baris keempat 72 relung, dan baris kelima 64 relung. Jumlah total terdapat 432 arca Buddha di tingkat bagian Arupadhatu tiga pelataran melingkar, arca Buddha diletakkan di dalam stupa-stupa berterawang berlubang. Pada pelataran melingkar pertama terdapat 32 stupa, pelataran kedua 24 stupa, dan pelataran ketiga terdapat 16 stupa, semuanya total 72 stupa. Dari jumlah asli sebanyak 504 arca Buddha, lebih dari 300 telah rusak kebanyakan tanpa kepala dan 43 hilang sejak penemuan monumen ini, kepala buddha sering dicuri sebagai barang koleksi, kebanyakan oleh museum luar negeri. Secara sepintas semua arca buddha ini terlihat serupa, akan tetapi terdapat perbedaan halus diantaranya, yaitu pada mudra atau posisi sikap tangan. Terdapat lima golongan mudra Utara, Timur, Selatan, Barat, dan Tengah, kesemuanya berdasarkan lima arah utama kompas menurut ajaran Mahayana. Keempat pagar langkan memiliki empat mudra Utara, Timur, Selatan, dan Barat, dimana masing-masing arca buddha yang menghadap arah tersebut menampilkan mudra yang khas. Arca Buddha pada pagar langkan kelima dan arca buddha di dalam 72 stupa berterawang di pelataran atas menampilkan mudra Tengah atau Pusat. Masing-masing mudramelambangkan lima Dhyani Buddha; masing-masing dengan makna simbolisnya tersendiri. Arca Mudra Melambangkan Dhyani Buddha Arah Mata Angin Lokasi Arca Bhumisparsa mudra Memanggil bumi sebagai saksi Aksobhya Timur Relung di pagar langkan 4 baris pertama Rupadhatu sisi timur Wara mudra Kedermawanan Ratnasambhawa Selatan Relung di pagar langkan 4 baris pertama Rupadhatu sisi selatan Dhyana mudra Semadi atau meditasi Amitabha Barat Relung di pagar langkan 4 baris pertama Rupadhatu sisi barat Abhaya mudra Ketidakgentaran Amoghasiddhi Utara Relung di pagar langkan 4 baris pertama Rupadhatu sisi utara Witarka mudra Akal budi Wairocana Tengah Relung di pagar langkan baris kelima teratas Rupadhatusemua sisi Dharmachakra mudra Pemutaran roda dharma Wairocana Tengah Di dalam 72 stupa di 3 teras meling BAB 3 Penutup kesimpulan Candi Borobudur merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang sampai saat ini menjadi pusat perhatian masyarakat dunia, baik dari segi keparawisataan,arkeologi dan pengetahuan. Maka dari itu kita harus menjaga dan mengenalnya lebih jauh, Candi Borobudur adalah candi terbesar agama budha di dunia. Kemegahan Candi Borobudur tidak hanya menunjukan kemampuan rancang bangunan nenek moyang Indonesia yang luar biasa tetapi menunjukan penguasaan ilmu perbintangan . Struktur dari Candi Borobudur merupakan deskripsi dari perjalanan kehidupan manusia dan kaitanya dengan alam semesta yang diyakini oleh warga budha mahayana . Saran Mengelilingi Candi Borobudur tentu sangat melelahkan. Namun kelelahan itu akan terbayar setimpal dengan keindahan yang akan kita dapatkan. Dan didalam area Candi Borobudur banyak ditumbuhi pohon yang rindang, itu dapat digunakan untuk bersantai ria melepas kelelahan. Bila anda pergi ke Yogyakarta jangan lupa untuk mampir ke Borobudur di magelang yang begitu indah dan eksotik karena didalamnya banyak sekali ilmu pengetahuan yang kita dapat. DAFTAR PUSTAKA – –Blog at – – – – LAMPIRANDalampenulisan karya tulis ini, penulis memiliki beberapa alasan yaitu penulis secara langsung mengamati bentuk fisik candi Prambanan di lapangan, mengemukakan sebab-sebab mengapa masalah yang dipersoaalkan perlu diteliti dan ditulis. Adapun penyusunannya dilatar belakangi oleh : 1.
1Contoh Karya Tulis tentang Sejarah Candi Borobudur - Makalah SEJARAH CANDI BOROBUDUR Oleh Agustinus Agung K NIS 7374 Kelas XI IPS 1 Program Ilmu Pengetahuan Sosial Karya Tulis Sebagai Laporan Kegiatan Studi Praktik Lapangan Tahun Pelajaran 2010 / 2011 SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU 2010/2011 PERSETUJUAN 2Judul Karya Tulis SEJARAH CANDI BOROBUDUR Nama Siswa Agustinus Agung K Nomor Induk Siswa 7374 Kelas XI IPS 1 Program Ilmu Pengetahuan Sosial MENYETUJUI Pendamping, Dra. Hj. SRI RAHAYU NIP. 3MENGESAHKAN Karya tulis ini disahkan pada hari tanggal ……Maret 2011 tempat SMA Negeri 2 Pringsewu Mengetahui Kepala SMA Negeri 2 Pringsewu Drs. JUMANI DARJO, NIP. 19640321 199010 1 001 Penguji Dra. Hj. SRI RAHAYU NIP. 4Karya tulis yang berjudul “SEJARAH CANDI” penulis persembahkan kepada 1. Orang tua yamg telah memberikan do’a dan dukungan baik meteri dan moral. 2. Adikku yang telah memberiku semangat dalam menyelesaikan karya tulis ini. 3. Sahabat-sahabatku yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini. 4. Kekasih yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian karya tulis ini. 5Ketahuilah, apapun yang menjadikanmu tergetar, itulah yang terbaik untukmu ! Dan karena itulah, qolbu seorang pencinta – Nya lebih besar dari pada singgasana – Nya jalaludi Rumi KATA PENGANTAR Penulis senantiasa mengucapkan rasa syukur kahadirat Allah SWT, karena hidayah-Nya Laporan Studi Praktik Lapangan ini dapat diselesaikan oleh penyusun. 6Laporan Studi Praktik Lapangan yang berjudul “SEJARAH CANDI BOROBUDUR” ini diajuka sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Ilmu Sosial SMA Negeri 2 Pringsewu. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan Studi Praktik Lapangan ini, terutama kepada 1. Bapak Drs. Jumani Darjo, selaku Kepala SMA Negei 2 Pingsewu; 2. Ibu Dra. Hj. Sri Rahayu, selaku Guru pembimbing dan Wali Kelas XI IPS 1; 3. Semua pihak yang telah membantu penyusunan Laporan Studi Praktik Lapangan ini, sehingga dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa Laporan Studi Praktik Lapangan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan Laporan Studi Praktik Lapangan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita, khususnya bagi siswa-siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Pringsewu. Pringsewu, Penulis DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii 7HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Pembatasan masalah... 2 Metode penulisan ... 2 Tujuan Penulisan ... 2 BAB II TINJAUAN UMUM Nama Borobudur ... 3 Struktur Borobudur... 4 Relief... 6 Tahapan pembangunan Borobudur... 8 BAB III TINJAUAN KHUSUS Landasan Teori ... 8 Pemecahan Masalah ... 8 BAB IV PENUTUP Kesimpulan ………. 10 Saran-saran ……… 10 DAFTAR PUSTAKA... .. 11 BAB I PENDAHULUAN 8 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu program untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan didapat tidak hanya di sekolah tetapi diluar sekolah pun kita dapat memperoleh pendidikan, contohnya sewaktu saya bersama teman-teman sekolah study tour ke Yogyakarta dan sekitarnya. Dari tour tersebut kami mengunjungi beberapa obyek wisata diantaranya candi Borobudur. Candi Borobudur adalah sebuah tempat wisata yang sangat terkenal baik didalam maupun diluar negeri. Namun tak banyak orang yang mengetahui sejarah candi Borobudur. Maka dari itulah saya membuat karya ilmiah ini yang berjudul “SEJARAH CANDI BOROBUDUR” yang didalamnya terdapat berupa sejarah-sejarah, arti nama candi Borobudur dan para pembaca mengetahui sejarah candi Borobudur. Sebagai penutup penulis mengucapkan terima kasih kepada para pembimbing yang telah membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Pembatasan Masalah Pembatasan dalam karya ilmiah yang berjudul “SEJARAH CANDI BOROBUDUR” adalah sebagai berikut Nama Borobudur Struktur Borobudur Relief Tahapan pembangunan Borobudur Metode Penulisan Penulisan memperoleh data dengan dua cara yaitu Cara Observasi, yakni penulis terlibat langsung ke tempat penelitian Cara Kepustakaan, Yakni penulis mencari keterangan-keterangan yang berhubungan 9 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan karya tulis yang berjudul “SEJARAH CANDI BOROBUDUR” adalah sebagai berikut Untuk mengenal lebih jauh tentang sejarah candi Borobudur. Untuk menambah wawasan tentang candi Borobudur. BAB II TINJAUAN UMUM 10Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur,Magelang,Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Budha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa yang berusaha menjelaskan nama candi ini. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya "gunung" bhudara di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras. Selain itu terdapat beberapa etimologirakyat lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata "bara" dan "beduhur". Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain di mana bara berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya ialah "tinggi", atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti "di atas". Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi. Sejarawan de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor pada 1950berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Kahulunan, Casparis memperkirakan, pendiri Borobudur adalah raja dari dinasti Syailendra bernama Samaratungga sekitar 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad. Struktur Borobudur Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua tingkat-tingkatannya beberapa stupa. 11Borobudur yang bertingkat sepuluh menggambarkan secara jelas filsafat mazhab Mahayana. bagaikan sebuah kitab, Borobudur menggambarkan sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha. Bagian kaki Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih dikuasai olehkama atau "nafsu rendah". Bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi. Pada bagian yang tertutup struktur tambahan ini terdapat 120 panel cerita Kammawibhangga. Sebagian kecil struktur tambahan itu disisihkan sehingga orang masih dapat melihat relief pada bagian ini. Empat lantai dengan dinding berelief di atasnya oleh para ahli dinamakan Rupadhatu. Lantainya berbentuk persegi. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni, antara alam bawah dan alam atas. Pada bagian Rupadhatu ini patung-patung Buddha terdapat pada ceruk-ceruk dinding di atas ballustrade atau selasar. Mulai lantai kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief. Tingkatan ini dinamakanArupadhatu yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud. Denah lantai berbentuk lingkaran. Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar patung-patung itu masih tampak samar-samar. Tingkatan tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang. Di dalam stupa terbesar ini pernah ditemukan patung Buddha yang tidak sempurna atau disebut juga unfinished Buddha, yang disalahsangkakan sebagai patung 12Adibuddha, padahal melalui penelitian lebih lanjut tidak pernah ada patung pada stupa utama, patung yang tidak selesai itu merupakan kesalahan pemahatnya pada zaman dahulu. menurut kepercayaan patung yang salah dalam proses pembuatannya memang tidak boleh dirusak. Penggalian arkeologi yang dilakukan di halaman candi ini menemukan banyak patung seperti ini. Di masa lalu, beberapa patung Buddha bersama dengan 30 batu dengan relief, dua patung singa, beberapa batu berbentuk kala, tangga dan gerbang dikirimkan kepada Raja Thailand,Chulalongkorn yang mengunjungi Hindia Belanda kini Indonesia pada tahun 1896 sebagai hadiah dari pemerintah Hindia Belanda ketika itu. Borobudur tidak memiliki ruang-ruang pemujaan seperti candi-candi lain. Yang ada ialah lorong-lorong panjang yang merupakan jalan sempit. Lorong-lorong dibatasi dinding mengelilingi candi tingkat demi tingkat. Di lorong-lorong inilah umat Buddha diperkirakan melakukan upacara berjalan kaki mengelilingi candi ke arah kanan. Bentuk bangunan tanpa ruangan dan struktur bertingkat-tingkat ini diduga merupakan perkembangan dari bentukpunden berundak, yang merupakan bentuk arsitektur asli dari masa prasejarah Indonesia Struktur Borobudur tidak memakai semen sama sekali, melainkan sistem interlock yaitu seperti balok-balok Lego yang bisa menempel tanpa lem. Relief Di setiap tingkatan dipahat relief-relief pada dinding candi. Relief-relief ini dibaca sesuai arah jarum jam atau disebut mapradaksina dalam bahasa Jawa Kuna yang berasal daribahasa Sansekerta daksina yang artinya ialah timur. Relief-relief ini bermacam-macam isi ceritanya, antara lain relief-relief cerita jātaka. Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai, dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya, mulainya di sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbang itu. Maka secara nyata bahwa sebelah timur adalah 13tangga naik yang sesungguhnya utama dan menuju puncak candi, artinya bahwa candi menghadap ke timur meskipun sisi-sisi lainnya serupa benar. Secara runtutan, maka cerita pada relief candi secara singkat bermakna sebagai berikut Karmawibhangga Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi dinding batur yang terselubung tersebut menggambarkan hukum karma. Deretan relief tersebut bukan merupakan cerita seri serial, tetapi pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang mempunyai korelasi sebab akibat. Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya, tetapi juga perbuatan baik manusia dan pahala. Secara keseluruhan merupakan penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir -hidup - mati samsara yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan. Lalitawistara Merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari sorga Tusita, dan berakhir dengan wejangan pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief ini berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan, setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura yang dimulai dari tangga sisi timur. Ke-27 pigura tersebut menggambarkan kesibukan, baik di sorga maupun di dunia, sebagai persiapan untuk menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon Buddha. Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya dari Negeri Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang berakhir dengan wejangan pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha di sebut dharmayang juga berarti "hukum", sedangkan dharma dilambangkan sebagai roda. 14Jataka dan Awadana Jataka adalah cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan baik, yang membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain manapun juga. Sesungguhnya, pengumpulan jasa/perbuatan baik merupakan tahapan persiapan dalam usaha menuju ketingkat ke-Buddha-an. Sedangkan Awadana, pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi pelakunya bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitabDiwyawadana yang berarti perbuatan mulia kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau seratus cerita Awadana. Pada relief candi Borobudur jataka dan awadana, diperlakukan sama, artinya keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan yang paling terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasura dan jang hidup dalam abad ke-4 Masehi. Gandawyuha Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke-2,adalah cerita Sudhana yang berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati oleh Sudhana. Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari. Tahapan pembangunan Borobudur Tahap pertama Masa pembangunan Borobudur tidak diketahui pasti diperkirakan antara 750 dan 850 M. Pada awalnya dibangun tata susun bertingkat. Sepertinya dirancang sebagai piramida berundak. tetapi kemudian diubah. Sebagai bukti ada tata susun yang dibongkar. 15Pondasi Borobudur diperlebar, ditambah dengan dua undak persegi dan satu undak lingkaran yang langsung diberikan stupa induk besar. Tahap ketiga Undak atas lingkaran dengan stupa induk besar dibongkar dan dihilangkan dan diganti tiga undak lingkaran. Stupa-stupa dibangun pada puncak undak-undak ini dengan satu stupa besar di tengahnya. Tahap keempat Ada perubahan kecil seperti pembuatan relief perubahan tangga dan lengkung atas pintu. BAB III TINJAUAN KHUSUS Landasan Teori Candi ini selama berabad-abad tidak lagi digunakan karena letusan gunung berapi sebagian besar bangunan Candi Borobudur tertutup tanah vulkanik dan semak belukar selama berabad-abad. Pada tahun 1853, seluruh area candi sudah bersih digali setelah Indonesia merdeka pada tahun 1959 pemerintah Indonesia meminta bantuan UNESCO namun pembugaran ini dilakukan pada tanggal 10 Agustus 1972 dan selesai pada tahun 1984 menurut Cornelius seorang insinyur belanda yang menyelidiki lokasi penemuan Candi Borobudur dan ikut membantu dalam penebangan pohon yang menutupi Candi Borobudur. Cornelius sangat tertarik dengan candi ini dikarenakan bangunan ini mempunyai nilai sejarah yang tinggi ditambah lagi dengan bentuk bangunan yang bagus, tinggi, besar, dan mempunyai 16relief-relief yang indah serta patung budha yang cukup banyak. Inilah yang menjadi daya tarik masyarakat. Pemecahan Masalah Candi Borobudur yang terletak di kabupaten Magelang, sangat membantu sekali dalam pendidikan. Karena dengan adanya Candi Borobudur masyarakat dapat mengenal budaya sejarah Indonesia, oleh karena itu Candi Borobudur menjadi Warisan Budaya Indonesia yang sangat membantu bagi pendidikan penelitian dan pariwisata. Dengan ini maka kita sebagai bangsa Indonesia harus menjaga warisan budaya yang kita miliki agar anak cucu kita dapat BAB IV PENUTUP Kesimpulan Candi Borobudur merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang sampai saat ini menjadi pusat perhatian masyarakat dunia, baik dari segi keparawisataan,arkeologi dan pengetahuan. Maka dari itu kita harus menjaga dan mengenalnya lebih jauh. 17 Mengelilingi Candi Borobudur tentu sangat melelahkan. Namun kelelahan itu akan terbayar setimpal dengan keindahan yang akan kita dapatkan. Dan didalam area Candi Borobudur banyak ditumbuhi pohon yang rindang, itu dapat digunakan untuk bersantai ria melepas kelelahan. Bila anda pergi ke Yogyakarta jangan lupa untuk mampir ke Borobudur yang begitu indah dan eksotik karena didalamnya banyak sekali ilmu pengetahuan yang kita dapat. DAFTAR PUSTAKA Panitia pembuatan karya Pelaksanaan Studi Praktek N 2 Pringsewu Badrika Peninggalan 18 Borobudur Pustaka Umat Jaya MoerTjipto, Drs Borobudur, Pawon Dan Mendut, Kanisus Yogyakarta 1993 1tangga naik yang sesungguhnya utama dan menuju puncak candi, artinya bahwa candi menghadap ke timur meskipun sisi-sisi lainnya serupa benar. Secara runtutan, maka cerita pada relief candi secara singkat bermakna sebagai berikut Karmawibhangga Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi dinding batur yang terselubung tersebut menggambarkan hukum karma. Deretan relief tersebut bukan merupakan cerita seri serial, tetapi pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang mempunyai korelasi sebab akibat. Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya, tetapi juga perbuatan baik manusia dan pahala. Secara keseluruhan merupakan penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir -hidup - mati samsara yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan. Lalitawistara Merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari sorga Tusita, dan berakhir dengan wejangan pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief ini berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan, setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura yang dimulai dari tangga sisi timur. Ke-27 pigura tersebut menggambarkan kesibukan, baik di sorga maupun di dunia, sebagai persiapan untuk menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon Buddha. Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya dari Negeri Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang berakhir dengan wejangan pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha di sebut dharmayang juga berarti "hukum", sedangkan dharma dilambangkan sebagai roda. 2Jataka dan Awadana Jataka adalah cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan baik, yang membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain manapun juga. Sesungguhnya, pengumpulan jasa/perbuatan baik merupakan tahapan persiapan dalam usaha menuju ketingkat ke-Buddha-an. Sedangkan Awadana, pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi pelakunya bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitabDiwyawadana yang berarti perbuatan mulia kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau seratus cerita Awadana. Pada relief candi Borobudur jataka dan awadana, diperlakukan sama, artinya keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan yang paling terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasura dan jang hidup dalam abad ke-4 Masehi. Gandawyuha Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke-2,adalah cerita Sudhana yang berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati oleh Sudhana. Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari. Tahapan pembangunan Borobudur Tahap pertama Masa pembangunan Borobudur tidak diketahui pasti diperkirakan antara 750 dan 850 M. Pada awalnya dibangun tata susun bertingkat. Sepertinya dirancang sebagai piramida berundak. tetapi kemudian diubah. Sebagai bukti ada tata susun yang dibongkar. 3Pondasi Borobudur diperlebar, ditambah dengan dua undak persegi dan satu undak lingkaran yang langsung diberikan stupa induk besar. Tahap ketiga Undak atas lingkaran dengan stupa induk besar dibongkar dan dihilangkan dan diganti tiga undak lingkaran. Stupa-stupa dibangun pada puncak undak-undak ini dengan satu stupa besar di tengahnya. Tahap keempat Ada perubahan kecil seperti pembuatan relief perubahan tangga dan lengkung atas pintu. BAB III TINJAUAN KHUSUS Landasan Teori Candi ini selama berabad-abad tidak lagi digunakan karena letusan gunung berapi sebagian besar bangunan Candi Borobudur tertutup tanah vulkanik dan semak belukar selama berabad-abad. Pada tahun 1853, seluruh area candi sudah bersih digali setelah Indonesia merdeka pada tahun 1959 pemerintah Indonesia meminta bantuan UNESCO namun pembugaran ini dilakukan pada tanggal 10 Agustus 1972 dan selesai pada tahun 1984 menurut Cornelius seorang insinyur belanda yang menyelidiki lokasi penemuan Candi Borobudur dan ikut membantu dalam penebangan pohon yang menutupi Candi Borobudur. Cornelius sangat tertarik dengan candi ini dikarenakan bangunan ini mempunyai nilai sejarah yang tinggi ditambah lagi dengan bentuk bangunan yang bagus, tinggi, besar, dan mempunyai 4relief-relief yang indah serta patung budha yang cukup banyak. Inilah yang menjadi daya tarik masyarakat. Pemecahan Masalah Candi Borobudur yang terletak di kabupaten Magelang, sangat membantu sekali dalam pendidikan. Karena dengan adanya Candi Borobudur masyarakat dapat mengenal budaya sejarah Indonesia, oleh karena itu Candi Borobudur menjadi Warisan Budaya Indonesia yang sangat membantu bagi pendidikan penelitian dan pariwisata. Dengan ini maka kita sebagai bangsa Indonesia harus menjaga warisan budaya yang kita miliki agar anak cucu kita dapat BAB IV PENUTUP Kesimpulan Candi Borobudur merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang sampai saat ini menjadi pusat perhatian masyarakat dunia, baik dari segi keparawisataan,arkeologi dan pengetahuan. Maka dari itu kita harus menjaga dan mengenalnya lebih jauh. 5 Mengelilingi Candi Borobudur tentu sangat melelahkan. Namun kelelahan itu akan terbayar setimpal dengan keindahan yang akan kita dapatkan. Dan didalam area Candi Borobudur banyak ditumbuhi pohon yang rindang, itu dapat digunakan untuk bersantai ria melepas kelelahan. Bila anda pergi ke Yogyakarta jangan lupa untuk mampir ke Borobudur yang begitu indah dan eksotik karena didalamnya banyak sekali ilmu pengetahuan yang kita dapat. DAFTAR PUSTAKA Panitia pembuatan karya Pelaksanaan Studi Praktek N 2 Pringsewu Badrika Peninggalan 6 Borobudur Pustaka Umat Jaya MoerTjipto, Drs Borobudur, Pawon Dan Mendut, Kanisus Yogyakarta 1993
Makalah Candi Borobudur KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah dan Pengasih yang telah melimpahkan nikmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga Laporan Study Tour ini dapat tersusun. Laporan Study Tour ini disusun untuk mendeskripsikan objek wisata yang telah kami kunjungi. Kami sadar bahwa tanpa bantuan dari segenap pihak,Laporan Study Tour ini tidak akan dapat terwujud. Oleh karena itu , melalui media ini kami sampaikan ucapan terimakasih kepada bapak dan ibu guru dan semua pihak yang telah memberi saran dan dorongan positif untuk kebaikan Laporan Study Tour ini. Kami hanya dapat berdo’a semoga amal baik Bapak dan Ibu akan mendapatkan balasan kebaikan yang melimpah dari Tuhan Yang Maha Esa,amin. Kami sadar bahwa dalam penulisan Laporan Study ini tentunya banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari semua pihak, akan kami terima dengan penuh keterbukaan dan senang hati demi sempurnanya Laporan Study Tour. Akhirnya kami hanya dapat berharap Laporan Study Tour ini dapat berguna bagi semua pihak,amin. Ponorogo, 9 November 2015 Penyusun, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Arsitektur merupakan bagian dari Candi Borobudur. Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut tentang arsitekur yang ada di Candi Borobudur, mari kita pelajari atau kita kenali tentang arsitektur tersebut. Candi Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha. Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu ranah hawa nafsu, Rupadhatu ranah berwujud, dan Arupadhatu ranah tak berwujud. Berpegangan pada latar belakang di atas, penulis mencoba membahas tentang Arsitektur Candi Borobudur. B. TUJUAN KEGIATAN Adapun beberapa manfaat / Tujuan yang dapat diambil dari penelitian antara lain • Agar kita bisa tahu apa itu Candi Borobudur. • Agar kita bisa tahu arsitektur Candi Borobudur • Agar kita tahu fungsi Candi Borobudur di Indonesia BAB II CANDI BOROBUDUR A. Apakah Candi Borobudur itu Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha berukuran 123 x 123 meter yang terletak di Borobudur,Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat dayaSemarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapankehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagaiBudha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut. B. Arsitektur Candi Borobudur Perancangan Borobudur menggunakan satuan ukur tala, yaitu panjang wajah manusia antara ujung garisrambut di dahi hingga ujung dagu, atau jarak jengkal antara ujung ibu jari dengan ujung jari kelingking ketika telapak tangan dikembangkan saja satuan ini bersifat relatif dan sedikit berbeda antar individu, akan tetapi satuan ini tetap pada monumen ini. Penelitian pada 1977 mengungkapkan rasio perbandingan 469 yang ditemukan di monumen ini. Arsitek menggunakan formula ini untuk menentukan dimensi yang tepat dari suatu fraktal geometri perulangan swa-serupadalam rancangan Borobudur. Rasio matematis ini juga ditemukan dalam rancang bangun Candi Mendutdan Pawon di dekatnya. Arkeolog yakin bahwa rasio 469 dan satuan tala memiliki fungsi dan makna penanggalan, astronomi, dan bangunan dapat dibagi atas tiga bagian dasar kaki, tubuh, dan puncak. Dasar berukuran123×123 m × ft dengan tinggi 4 m 13 kaki. Tubuh candi terdiri atas lima batur teras bujursangkar yang makin mengecil di atasnya. Teras pertama mundur 7 m 23 kaki dari ujung dasar teras berikutnya mundur 2 m kaki, menyisakan lorong sempit pada tiap tingkatan. Bagian atasterdiri atas tiga teras melingkar, tiap tingkatan menopang barisan stupa berterawang yang disusun secara konsentris. Terdapat stupa utama yang terbesar di tengah; dengan pucuk mencapai ketinggian 35m 110 kaki dari permukaan tanah. C. Fungsi Candi Borobudur Fungsi Candi Borobudur hampir sam dengan fungsi candi pada umumnya yaitu 1. Tempat penyimpanan relief atau disebut Dhatugarba peninggalan-peninggalan benda suci. 2. Tempat sembahyang atau tempat ibadah umat budha. 3. Merupakan lambang suci bagi umat budha ,cermin nilai-nilai tertinggi agama budha dan mengandung rasa rendah hati yang disadari penciptanya sedalam-dalamnya. 4. Tanda peringatan dan tanda penghormatan bagi sang budha. BAB III PENUTUP A. Hambatan dan Kendala 1. Jarak yang begitu jauh Ponorogo – Yogyakarta membuat kami merasa lelah saat tiba di 2. candi Borobudur Selain jauhnya perjalanan kami dari rumah ke Yogyakarta, juga perjalanan dari lokasi portal 3. 4. 5. candi Borobudur ke puncak candi yang menanjak membuat kami semakin lelah, Banyaknya bangunan candi di candi Borobudur yang sudah mulai rusak Banyak dari kami yang malah sibuk dengan berfoto-foto. Cuaca yang begitu panas B. Kesimpulan dan Kesan • Kesimpulan Candi Borobudur adalah candi terbesar agama budha di dunia. Kemegahan Candi Borobudur tidak hanya menunjukan kemampuan rancang bangunan nenek moyang Indonesia yang luar biasa tetapi menunjukan penguasaan ilmu perbintangan . Struktur dari Candi Borobudur merupakan deskripsi dari perjalanan kehidupan manusia dan kaitanya dengan alam semesta yang diyakini oleh warga budha mahayana , yaitu Kmadhatu , Rupadhatu dan Arupadhatu. • Kesan 1. Saya pribadi mendapatkan banyak pengetahuan dengan diadakanya study tour ini. 2. Saya dapat mengetahui tempat-tempat sejarah yang ada di Yogyakarta 3. Saya dapat menambah pengalaman baik di dalam ilmu pelajaran maupun tidakUntukmengetahui para pedagang di kawasan taman wisata Candi Borobudur Metode Penelitian Dalam memperoleh data untuk karya tulis ini penyusun melakukan beberapa cara : 1. Melakukan tinjauan langsung ke Taman Candi Borobudur Yogyakarta . 2. Melakukan study literatur untuk mencari data di perpustakaan SMA Negeri Pangandaran 3.